Kamis, 10 September 2009

PENDAHULUAN

Ya Allah, inilah saatnya. Saat yang tepat untuk mempresentasikan kebenaran-Mu, yang selama ini selalu diombang-ambingkan oleh gelombang penghasutan serta kemunafikan, sehingga menenggelamkan-Nya hingga ke dasar samudera yang pekat. Kebenaran-Mu yang suci dikebumikan dengan cara yang tidak layak dan jauh dari kata santun, oleh mereka yang mengaku sebagai umat-Mu – umat Islam.

Mereka menimbun-Nya dengan perangkat-perangkat kemunafikan, penghianatan, kebohongan dan keberpalingan, yang dialaskan oleh kesombongan serta nafsu angkara murka. Mereka memang tersesat, pada mulanya. Namun kemudian mereka ternyata menyukai jalan-jalan yang sesat itu. Yakni jalan yang lebih menawarkan kenyamanan-kenyamanan hidup yang melenakan.

Seribu tahun lebih sudah kebenaran dan keadilan-Mu diabaikan, tanpa ada yang berani mengusiknya secara terbuka dan utuh. Karena menyentuhnya berarti mati, atau paling tidak menerima konsekuensi-konsekuensi mengerikan yang tidak pernah terlintas dalam pikiran sebelumnya. Itulah kebenaran-Nya, yang teramat berat untuk dipikul, dan sangat sulit untuk disandang. Butuh ketegaran dan kesanggupan khusus agar dapat menanggungnya dengan ikhlas. Namun sementara itu, keikhlasan pun ternyata bukanlah suatu nilai yang bisa digapai dengan mudah, karena untuk menjadi ikhlas dibutuhkan struktur bangunan akidah dengan fondasi yang kokoh. Dan untuk menata akidah sendiri, diperlukan instrumen keimanan yang solid. Ini suatu kondisi yang sangat serba salah.

Hingga pada akhirnya, dan hampir selamanya, kebenaran-Mu akan terus mengendap di dasar palung kebatilan – tanpa ada yang mengungkapkan atau menguraikannya.

Blog ini dirangkai oleh niat kami untuk menyingkap tabir kebenaran Allah yang sudah lama tersembunyi atau memang sengaja disembunyikan. Kebenaran ini disemayamkan di tempat yang sangat sukar untuk dijamah, yaitu dalam paradigma umat Islam. Padahal kita tahu kalau paradigma merupakan sebuah konsep lengkap dalam kerangka teoritis, yang disertai dengan nilai-nilai empiriknya. Itu belum ditambah dengan ujian pengalaman dan premis-premis lain yang dikembangkannya.

Pun ketika blog ini sudah terselesaikan, perasaan gamang itu masih tetap bersemayam di pikiran. Bukan karena tidak merasa yakin dengan materi yang sudah jadi, melain lebih disebabkan oleh kekuatiran terhadap penerimaan para pembaca nantinya. Karena pastinya blog ini akan memunculkan kontroversi-kontroversi yang berujung pada polemik. Suatu hal yang sangat ingin dihindari oleh kami. Karena sesungguhnyalah, kami hanya berharap blog ini dibaca, direnungkan dan kemudian disikapi dengan kearifan, yakni sebagai cahaya penerang dan guyuran air yang menyegarkan. Dan, blog ini niscaya hanya akan menjadi sebuah blog yang gagal ketika ia tak mampu melahirkan suatu kesadaran yang serius, kecuali cuma memercikan friksi dan pertentangan di dalamnya.

Meski begitu, kami masih juga merasa bersyukur, mengingat masih adanya pihak-pihak lain yang justru lebih merasa takut dengan apa yang dikuatirkan kami sendiri, yaitu mereka-mereka yang mempertentangkan pemunculan blog ini, karena kuatir akan terkuaknya sebuah kebenaran sejati. Kebenaran yang akan membongkar ketidakberanian, kesalahan-kesalahan serta penyimpangan-penyimpangan yang selama ini telah dijalani atau diperbuatnya.

Dan kebalikan dari itu semua, insyaAllah blog ini akan menjadi penyambung idealisme bagi mereka-mereka yang selama ini ingin mengungkapkan kebenaran, namun yang artikulasinya masih tersumbat di anak tekak atau terlanjur kelu lebih dulu di ujung lidah. Selain dari itu, blog ini pun diharapkan mampu menjawab pelbagai pertanyaan yang selama ini hanya berseliweran di pikiran dan membuih di hati para pembaca semua.

Kegamangan itu tetap ada.......


Cipinang, 26 juli 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar